Sunday, September 15, 2019

Jogja Siap Memikat Pasar Internasional Lewat Produk UKM Lokal

Midera sak jagad raya, kalingana wukir lan samodra.
(Keliling seluruh jagat rayapun, terhalang gunung dan samudera sekalipun)
Ora ilang memanise aduh dadi ati saklawase.
(Tidak bisa menghilangkan pesona manisnya, terkenang selamanya)
Nalikanira ing wengi atiku lam lamen sira wong ayu.
(Saat malam tiba hatiku terngiang-ngiang kamu yang cantik)
Nganti mati ora bakal lali hla kae lintange mlaku.
(Sampai mati tidak akan lupa, lihatlah di langit, bintang-bintang berjalan pelan)
Gelar Produk UKM Oleh Diskopukm DIY (Dok. Pibadi)


Sebait langgam berjudul Nyidam Sari diatas mengalun merdu ditengah acara Gelar Produk Pelaku UKM (UKM Lokal, Berdaya Saing) yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta di Museum Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta pada Minggu sore 15 September 2019. Senada dengan arti dari tembang Jawa tersebut perjalanan mengintari stand para pelaku Usaha Kecil Menengah  DIY meninggalkan kesan sendiri bagi para pengunjung. Sekedar menikmati pertujukan seni tradisional Jathilan bersama sanak keluarga sebagai sarana pelepas penat di akhir pecan ataukah berpetualang ria dengan mengenal produk-produk UKM kebanggan Yogyakarta, yang pasti keramaian acara pameran produk unggulan milik Daerah Istimewa Yogyakarta ini berhasil menghipnotis banyak kalangan dari balita hingga lansia untuk berlama-lama di Museum yang berfungsi sebagai pusat layanan informasi tentang Gunung Merapi tersebut.

Salah satu aksi 'Jathilan' dari 400 lebih kelompok yang dimiliki DIY (Dok.Pribadi)
Ya, benar sekali. Tidak terkecuali saya.  Dapat dibilang saya adalah orang yang nge-fans dengan sektor yang paling berperan dalam perekonomian Indonesia ini. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sering mendapat julukan Si Kecil yang Berperan Besar. Sektor UMKM menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto terbesar di Indonesia. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator pertumbuhan perekonomian, dimana pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka yang panjang . Output perkapita sekarang ini kita kenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB). PDB sendiri sangat berkaitan erat dengan jumlah penduduk sehingga PDB sangat dipengaruhi jumlah penduduk dan jangka waktu yang panjang, seperti yang kita tahu, Indonesia dihuni oleh mayoritas masyarakat ekonomi kecil menengah yang mengandalkan penghasilan dari matapencaharian sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Suasana Keramaian Gelar Produk UKM (Dok. Pribadi)
Bagaimana tidak? Mulai dari membuka mata di pagi hari hingga memejamkan mata di malam hari, kegiatan kita tidak lepas dari adanya Usaha Kecil Menengah. Membeli nasi untuk sarapan, membeli perlengkapan sekolah, membeli sembako, membeli peralatan make up, membeli perlengkapan bayi, membeli peralatan rumah tangga hingga pemenuhan kebutuhan otak seperti les mapel sekolah  kita peroleh dari adanya kegiatan UKM. Rasanya tidak berlebihan jika menyebut UMKM sebagai penentu maju tidaknya ekonomi suatu negara.


Sumber Data :BPS
Peran penting UKM secara umum dapat kita lihat dari perkembangan yang signifikan dan peran UKM sebagai penyumbang PDB terbesar di Indonesia dari tahun beberapa tahun terakhir, 2016 hingga tahun 2017 menunjukkan peningkatan jumlah PDB UKM dari Rp. 11.712.450,00 Milyar menjadi Rp. 12.840.859,00 Milyar atau rata-rata mengalami perkembangan sebesar 9,63% per tahun. Kemudian pada Usaha Besar (UB) sumbangsih terhadap perkembangan PDB lebih sedikit dibandingkan UKM, dengan Persentase rata-rata perkembangan sebesar 9,21 % per tahun atau hanya sebesar Rp. 433.055,50. Dari data statistik yang yang diperoleh dari BPS, hingga tahun tahun 2017 UKM menyerap 3,43% dari total tenaga kerja Industri di Indonesia atau sebesar 120.260.185 juta, hal ini kontras dengan sektor Usaha Besar yang hanya mampu menyerap sekitar 433.055 juta orang tenaga kerja.  

Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa UMKM menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta Departemen Koperasi dan UKM. Sejauh pengamatan yang penulis lakukan, upaya Yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui departemen yang berwenang adalah pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat mengacu pada empowerment yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh masyarakat. Salah satu pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah dengan menekankan pada arti pentingnya masyarakat lokal yang mandiri (self-reliant communities) sebagai suatu sistem yang mampu mengorganisir dirinya sendiri.  
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu:


1.      Masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan.
2.      Pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan,

Dalam program ini Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta berperan sebagai pihak yang membangun daya saing dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi atau daya yang dimiliki serta adanya upaya untuk mengembangkan pelaku UKM kearah yang lebih baik bersama dengan Plut Jogja sebagai Pusat Layanan Usaha Terpadu yang mewadahi serta mengembangkan kreatifitas loka yang dimiliki masyarakat. Secara umum pemberdayaan dapat diterjemahkan sebagai upaya untuk memampukan dan mengembangkan potensi atau daya yang ada pada diri sendiri atau orang lain (kelompoknya) untuk dapat berbuat lebih baik. Untuk mencapai tujuan pemberdayaan tersebut, dapat digunakan beberapa pendekatan dalam pemberdayaan yang akan mendukung tercapainya tujuan pemberdayaan itu sendiri.



Membangun daya disini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, sedangkan daya saing itu sendiri adalah faktor penting dalam kegiatan perekonomian, khususnya dalam  proses produksi barang dan jasa yang dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar. Dapat memproduksi barang belum tentu memiliki daya saing, karena pasar yang kompetitif mempunyai tolak ukur dari sisi peminat akan barang yang telah kita produksi. Pertanyaanya adalah bagaimana caranya produk-produk lokal kita memiliki daya saing global?

Sudah pasti tertuju pada inovasi dan kreasi yang mengikuti selera pasar. Apakah mengikuti selera pasar saja sudah cukup? Belum, kreatifitas dan inovasi produk harus diimbangi dengan kualitas, karena untuk bertahan pada persaingan pasar yang semakin ketat kebaruan saja tidak cukup untuk meyakinkan para pembeli atau konsumen. Lantas bagaimana dengan kesiapan UKM di Indonesia?

Menilik berbagai pelaku UKM DIY kita sudah mendapatkan sedikit gambaran bahwa produk lokal Indonesia sudah berdaya saing.
Setidanya pernyataan ini mengacu pada produk-produk yang menurut Point Of Viewdari saya sudah mampu merebut pasar, meskipun saat ini masih dalam proses rintisan menuju go-global.

1.      Pawiro Chocolate
Usaha bisnis yang menggabungkan kudapan tradisional khas Indonesia yaitu tempe dan Cokelat yang diyakini sebagain besar milenial sebagai moodbooster snack yang enak dan menyehatkan. Usaha ini merupakan inisiatif dari ibu Dyah pada tahun 2018 sebagai pelaku UMKM yang telah lama berkecimpung dalam pembuatan produk kreatif.
 
Ibu Dyah sebagai perintis UMKM Pawiro Chocolate

Varian Produk Pawiro Chocolate

Walaupun terbilang pemain baru dalam pasar kuliner di Indonesia khususnya di Yogyakarta namun UMKM yang awalnya hanya bersegmen pada vegan dan vegetarian nyatanya sejauh ini Pawiro Chocolate sudah didistribusikan di berbagai tempat di Jogja dan Jakarta seperti sekolah, universitas, swalayan, pusat oleh-oleh termasuk pasar swalayan nasional seperri SMESCO.

Mempromosikan nilai-nilai budaya Indonesia yang terkandung dalam tempe sebagai salah satu makanan khas negeri ini adalah visi dan misi yang ingin diwujudkan oleh Pawiro Choclate, selain untuk memajukan industri lokal owner bisnis ini juga menaruh harapan agar “cokelat tempe” menjadi salah satu makanan khas Indonesia yang dikenal di seluruh dunia.
Keunggulan produk ini pun diakui oleh para milenial yang saat ini mempunyai senjata untuk memviralkan segala sesuatu, termasuk chocolate tempe sebagai makanan kekinian.

Untuk kalian yang ingin mengenal lebih dekat dengan Pawiro Chocolate dapat menghubungi kontak berikut:



Instagram: @pawirochoc
Instagram Katalog :@pawirochoc.katalog
Facebook: @pawirochocolate
Komunikasi dan pemesanan dapat melalui E-Mail:coklatpawiro@gmail.com dan WhatsApp: 081294640729 atau rumah produksi di Jl. Pakem-Turi 21 km 0.5 Labasan, Pakem, Sleman, Yk


2.      Cahaya Bambu
Merupakan salah satu pelaku UMKM yang berkreatifitas melalyi pemanfaatan batang bamboo. Sudah sejak dahulu, masyarakat kita memanfaatkan tanaman ini untuk kehidupan sehari-hari mulai dari penggunaanya sebagai peralatan dapur (kukusan, tumbu, tampah, besek, bakul, dan keranjang).
 
Produk-produk dari UMKM Cahaya Bambu 
Kini setelah bangsa kita merdeka, bambu tidak lagi diruncingkan untuk mengusir  penjajah namun dapat diubah menjadi benda pelengkap interior rumah yang bernilai tinggi. Contohnya adalah lampu hias, kursi taman, bingkai foto, tempat tissue dan lemari hias.

Dari bisnis bambu ini kita dapat menyimpulkan bahwa menciptakan nilai produk itu sangat penting. Keunggulan dari produk ini adalah bahan dan proses yang berkualitas sehingga menghasilkan nilai seni, nilai jual dan nilai guna yang tinggi.

Untuk kalian yang ingin mengenal lebih dekat dengan proses produksi dapat mengunjungi alamat:
Terung RT 02 RW 51 Wedomartani, Ngemplak, Sleman atau Demangan RT 06 RW 03 Selomartani, Kalasan, Sleman.
  
3.      Rumah Rajut Bunda Tutik

Bagi kalangan anak muda tas rajut dapat menjadi aksesoris yang menarik untuk gaya seharian, sekedar untuk memenuhi tuntunan  definisi instagramable atau memang menggunakannya berdasarkan fungsi, intinya fashion berbahan rajut mempunyai pangsa pasar tersendiri. Kalau saya pribadi, lebih suka menggunakan tas rajut karena memang memiliki daya tahan yang lama. Tentunya selain karena desainnya yang unik dan mengusung tema tradisional klasik.
Taplak Gelas Rajut (Dok. Pribadi)

Sepatu Rajut (Dok. Pribadi)


Jogja sendiri mempunyai banyak UMKM Tas Rajut yang sudah go-nasional bahkan go-internasional.
 
Harga Tas Rajut dalam Kisaran 200.000an
Keunggulan dari produk Bunda Tutik ini adalah design yang mengikuti mode, kombinasi warna yang dipilih mempunyai daya pikat tersendiri, tidak membosankan namun juga tidak norak. Rancangan yang anggun dari bahan berkualitas membuat produk tas yang rata-rata dibandrol dengan harga 200-500 ribu ini tampil sederhana namun tetap classy.

Berikut ini adalah contoh produk Tas Rajut UMKM DIY



  



Bagi kalian yang ingin belanja atau melihat proses produksi tas rajut ini dapat berkunjung di:
Production Home Karanganyar, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.


4.      Puspa Nyindra
Tren masyarakat yang mulai menyukai kosmetik lokal juga dibaca oleh pelaku bisnis Puspa Nyindra yang memilih terjun ke bisnis kecantikan yang memproduksi berbagai material SPA dan Aromatheraphy.


Produk Puspa Nyindra (Dok. Pribadi)

Dengan alamat:
Tegalsari D04,RT 07 RW 30, Sariharjo, Ngaglik, Sleman (Kontak WhatsApp a.n Ratih Rosida 081904204244)

5.      Cao Kelor Pegagan
UMKM Teges Cao Kelor Pegagan (Dok. Pribadi)
Masih dalam konsep healthy food, minuman yang menyehatakan. Cao Kelor Pegaganyang didirikan oleh ibu Amalia Eka F. SP ini membuat formula baru dari daun Pegagan (baca: ada sebagian orang yang menyebutnya regedek). Selama ini mindset kita Cincau berasal dari Cincau. Padahal dari pengertiannya Cincau adalah gel serupa agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam air (Wikipedia:2019). 

Jadi, Cincau sendiri dapat dihasilkan atau diproduksi dari beberapa tumbuhan. Salah satunya adalah Cao dari daun Pegagan yang diformulakan oleh Bu Fat sebagai salah satu pelaku UMKM Sleman Yogyakarta.
Cao Daun Pegagan (Dok. Pribadi)




Tanaman herbal liar yang keberadaannya sering dipandang sebelah mata ini ternyata mempunyai segudang manfaat. Tidak lagi memiliki rasa pahit seperti olahan jamu Pegagan. Cao Pegagan disajikan dalam rasa yang lebih enak dan menyegarkan namun tidak mengurangi esensinya sebagai minuman yang menyehatkan.
Herbal Drink Cao Pegagan (Dok. Pribadi)

Dengan memberikan penjelasan yang lengkap bahwa Cao Pegagan mempunyai kandungan vitamin C 7x lebih banyak daripada Jeruk serta mampu meningkatkan daya ingat dan kecerdasan UMKM Teges milik bu Amalia ini berhasil mengubah cara pikir anak muda yang awalnya anti dengan segala macam tumbuh-tumbuhan untuk lebih mementingkan kesehatan, termasuk saya.


Untuk kalian yang ingin melihat langsung proses pembuatan Cao Kelor Pegagan UMKM Teges dapat menghubungi kontak 082226421287 atau berkunjung ke alamat : Jl. Kaliurang KM 21, Wonokerso, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY


6. Sepatu Lukis "Eri 99" Batik
Sepatu Lukis Eri Batik (Dok. Pribadi)



Ketika kita berniat mengembangkan suatu bisnis, menciptakan sesuatu yang baru memang sangat diperlukan namun tidak harus sesuatu yang benar-benar baru. Kita tidak perlu menjadi penemu sepatu, namun kita bisa mengkreasikan sepatu menjadi sesuatu yang unik. Ya, seperti Sepatu Lukis Batik UMKM Eri dari Pakem Sleman ini. 
Flat Shoes  Batik Untuk Perempuan (Dok. Pribadi)

Kualitas yang ditampilkan sekaligus menjadi pembeda dari sepatu lukis lainnya adalah motif yang digunakan mengusung nilai-nilai kearifan lokal. Proses pembuatan lukispun tidak menggunakan printing paint, jadi sepatu lukis yang dihasilkan original dari karya tangan pengrajin UMKM Eri 99 Batik. Sepatu yang mempunyai kisaran harga 200-300 ribu per pasang ini sudah diminati oleh generasi muda, tidak hanya di Yogyakarta tetapi juga berbagai kota besar lainnya seperti Semarang dan Jakarta.
Penulis Bersama Owner Eri 99




Kesimpulannya, berdaya saing tidak hanya diartikan mampu menggaet pelanggan namun juga mempertahankan mereka agar tetap setia untuk membeli produk kita. Produk yang berupa barang maupun jasa yang menjadi fokus usaha kita. Berdaya saing artinya pelanggan puas dengan barang yang kita produksi serta mempunyai niat untuk kembali membeli.

Kuncinya, bagaimana cara kita mempertahankan pelanggan agar tetap setia dengan kita?


Di era milenial yang diiringi dengan membanjirnya pengguna internet khususnya di Indonesia maka sebagai produsen kita harus mutlak memiliki jejaring sosial (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube atauWebsite produk. Tujuannya apa? Tentu untuk menunjukkan eksitensi produk kita yang dapat merangkul semua kalangan. Sebagaimana kiasan, mempertahankan memang lebih sulit daripada mendapatkan.




Penulis & Photo: Wiwin Juliyanti

Silahkan Tinggalkan Pesan dan Komentar Anda di sini... ; ) Terima Kasih atas Kunjungan Anda...

HARAP JANGAN PANGGIL SAYA "MAS" KARENA OWNER BLOG INI SEORANG WANITA