Hai,
aku mau bahas lagi tentang perbedaan bahasa keseharian yang digunakan
antara Jawa Tengah dan Jawa Timur ya..
Kali
ini aku sudah menemukan beberapa kosakata yang berbeda (vocab) gitu
maksudnya. Hehe...
BE’E
Be’e
bagi orang Malang atau Jawa Timur artinya “mungkin”. Contoh
kalimatnya adalah : Be’e arek’e lali=mungkin anaknya lupa.
Sedangkan orang Jawa Tengah tidak mengenal kata Be’e. Kalau
mengatakan mungkin :Kayak’e (koyok’e) dan biasa disingkat
“Yak’e”. Contoh penerapannya dalam kalimat : Keri ning omah
koyok’e = ketinggalan dirumah mungkin. Aku gak mudheng, mung yak’e
ae ngono =aku gak tau, cuman mungkin aja.
MASIYO
Akhirnya
aku mengetahui juga artinya MASIYO ini. Kemarin-kemarin sering denger
sih, tapi aku gak nanya apa arti sebenarnya. Ternyata kata Linda,
MASIYO adalah meskipun, walaupun. Oh.............. gitu...
Masiyo
adoh, tetep ae arek iki ngajak =walaupun jauh, tetap saja anak ini
ngajak.
Sedangkan
orang Jawa Tengah tidak mengenal kata MASIYO. Terus kata apa yang
digunakan untuk menggantikan meskipun dan walaupun? Menggunakan kata
SENAJAN. Contoh dalam kalimat : SENAJAN MUNG SEDHELO, SING PENTING
ISO MARENI KANGEN IKI= walaupun Cuma sebentar yang penting bisa
ngobati kangen ini.
LEK
Lek
(vokal E adalah E yang digunakan dalam kata bahasa Indonesia cengeng)
bagi orang Jawa Timur artinya KALAU. Contoh: Lek awakmu iso = Kalau
kamu bisa.
Sedangkan
orang Jawa Tengah tidak mengenal kata Lek. Lek ya Lek menggunakan
vokal E dalam kata Setan. Lek =Om/paman gitu,, (Paklek, Bulek). Kalau
menyebut kata KALAU , JIKA ya menggunakan kata YEN,NEK, NAK.
Contoh:
- Nak aku i sakjane iso-iso ae, tapi wegah =kalau aku sih sebenarnya bisa-bisa aja tapi males.
- Yen kowe pancen sanggem ngenteni aku yo karepmu =Kalau kamu memang sanggup menunggu aku ya.... terserah!
- Nek misale sesok prei, kowe dolan rene yaa =kalau misalnya besok libur kamu main kesini ya?
THITHIK
Thithik
bagi orang Jawa Timur artinya sedikit. Sedangkan orang Jawa Tengah
tidak mengenal kata Thithik. Kalau bicara “sedikit” ya Sethithik
dan disingkat menjadi Sithik. Sebenarnya cukup sama kan ya? Hanya
saja kalau bicaranya gak ditempat masing-masing pasti membingungkan.
Ya kayak lagu “Bukak sithik Josss!!!” > aku biasanya nyebutnya
gitu. Tapi orang Jawa Timur ada yang bilang “Bukak thithik Joss”.
NDUKUR/DUKUR
Bagi
orang Jawa Timur NDUKUR artinya “tinggi”. Jadi kalau ngomong
“Ndek Ndukur Meja” artinya “diatas meja”. Sedangkan orang
Jawa Tengah dan khususnya tempat saya tidak mengenal kata NDUKUR.
Kalau bicara “tinggi” ya DUWUR. Ya memang sedikit mirip juga
sih.. tapi tetap aja gak tau artinya kalau gak terbiasa.
Contoh:
- Bocahe dhuwur banget =anaknya tinggi banget
- Segone ana ndhuwur mejo= nasinya ada diatas meja.
LOGOR
(LUGUR)
Logor
bagi orang Jawa Timur artinya “JATUH” >> mungkin mengacu ke
BENDA aja kali yaa? Misal: Hapenya jatuh=Hapene Logor. Sedangkan
untuk ORANG (kata JATUH yang mengacu ke orang ya TIBO) . Misal:
Dhella jatuh/kepleset=Dhella tibo.
Sedangkan
orang Jawa Tengah gak mengenal kata LOGOR, kalau penggunaan kata TIBO
sih ya sama, orang Jawa Tengah menggunakan kata TIBO untuk
mengungkapkan orang yang jatuh. Tapi kalau JATUH mengacu ke BENDA ya
menggunakan kata “JEBLOK” tapi JEBLOK ini bisa juga mengacu ke
orang lho ya, karena JEBLOK/JUBLOK ini definisi dari JATUHNYA SESUATU
DARI ATAS KE BAWAH. Pensil jatuh dari atas meja ya JEBLOK, orang
jatuh dari pohon kelapa ya JEBLOK. Hehe, jadi ya gitu.